Mata Najwa: TUMBAL NYAWA SEPAKBOLA, Renungkanlah Wahai Suporter Bola Sejati!

Mata Najwa, program TV yang mendapat penghargaan Indonesia Choice Awards ini kembali menghadirkan pembahasan tentang Sepakbola nasional yang selalu menjadi sorotan pada Rabu malam 29 Juni 2016. Pembahasan ini kembali harus dihadirkan menyusul terulangnya keboborokan Sepakbola negeri ini yang diperlihatkan pada tragedi Jumat Malam (24/06/2016). Saat itu terjadi kerusuhan supporter dalam laga lanjutan Indonesia Soccer Championship A 2016 antara tuan rumah Persija menjamu Sriwijaya FC pada Jumat (24/06/2016) malam.

Pada acara tersebut turut diundang perwakilan yang berkepentingan di olahraga si kulit bundar ini, seperti perwakilan PSSI yang diwakili oleh Djamal Azis dan Pemerintah diwakili Gatot Dewo dan hadir pula perwakilan Forum Suporter Indonesia dan Save Our Soccer serta beberapa perwakilan kelompok supporter, bahkan hadir pula keluarga Almarhum Muhammad Fahreza.

Najwa Shihab mengawali acara dengan menyapa penonton dan pada awal acaranya Najwa Shihab juga mengatakan penyesalannya dengan gestur kekecewaan terkait batal hadirnya perwakilan PT GTS selaku penyelenggara ISC 2016.

Berikut ini catatan yang diucapkan Najwa sebagai penutup acara “Tumbal Nyawa Sepakbola”.

Mata Najwa Tumbal Nyawa Sepak Bola via metrotvnews.com Artikel KetiKANS

1. Olahraga Rakyat Negeri Ini Memang Sepak Bola, Tapi Liga Indonesia Bukan Sekadar Menendang Bola.

2. Ada Uang Miliaran yang Diputarkan. Ada Konflik dan Kekerasan yang Rasanya Dibiarkan.

Djamal, perwakilan PSSI via video.metrotvnews.com

3. Suporter Harus Bertanggungjawab Jika Terjadi Kerusuhan. Dosa Suporter Adalah Juga Dosa Kesebelasan.

Perwakilan Suporter via video.metrotvnews.com

4. Rivalitas Boleh Saja Menjadi Bumbu di Lapangan. Tapi Menghilangkan Nyawa Jelas Sebuah Kejahatan.

Suyatna, keluarga M.Fahreza via video.metrotvnews.com

5. Operator Liga Juga Tak Boleh Lepas Tangan. Otoritas Sepak Bola Jangan Hanya Mencari Keuntungan.

6. Tidak Bisa Hanya Sekadar Menghukum dan Memungut Denda. Harus Ada Pertanggungjawaban Operator Liga.

7. Aparat Keamanan pun Harus Mau Belajar, Sebab Menangani Suporter Adalah Tugas yang Besar.

Brigadir Supriyadi, korban kerusuhan via video.metrotvnews.com

8. Tidak Bisa Menghadapi Suporter Selalu Dengan Kekerasan. Aksi Pencegahan Harus Lebih Diutamakan.

9. Kekerasan Sepak Bola Jelas Tak Bisa Dibiarkan, Karena Stadion Memang Bukan Ladang Pembantaian.

Ulasan KetiKANS.blogspot.com : “Sebuah tim Sepakbola dengan Suporternya memang tidak dapat dipisahkan, sudah seharusnya Sepakbola menjadi sorotan juga dengan segala halnya yang berkaitan. Pundi – pundi mengalir deras, sebab dunia pun tahu kita yang terbesar berseru dalam tribun dukungan. Begitu juga dunia mengetahui adanya Konflik dan Kekerasan tentang Sepakbola negeri yang tiada henti terjadi, lantas untuk apa! dan kemanakah pundi-pundi itu mengalir?. Ketika sebuah tim Sepakbola mengangkat trofi juara, bisakah Suporter negeri ini mengangkat trofi yang sama?, trofi kemenangan tanpa peperangan!. Dan ketika mereka bersaing dalam tribun yang sama, berlomba - lomba memberi dukungan yang membakar semangat tim kesayangan, tapi sungguh memang sayang ketika banyak juga yang membakar api permusuhan. Dimanakah pikiran dan hati mereka yang merayakan pembalasan dan pembunuhan. Lantas kepada siapa mereka yang waras mengharap perlindungan? jika Federasi, Polisi, bahkan Pemerintah tak mampu lagi mengatasi?. Negeri ini butuh banyak mereka yang waras, mereka yang mau dekat dengan nyanyian tribun, bukan mereka yang sibuk berdebat adu kepentingan, adu kehebatan juga saling menyalahakan. Saatnya bergerak dengan satu harapan pedamaian! Jayalah bangsaku Indonesia.”

Renungkanlah wahai supporter bola sejati..

PENGEN BACA ARTIKEL KetiKANS LEBIH BAIK VIA Facebook dan Twitter

BACA berita HEBOH tentang “TRAGEDI GBK” klik DISINI

Share on Google Plus

Penulis Mad Rizal

Menulis membuat kita tahu siapa diri ini, untuk apa dan siapa. Karena dengan menulis kita tahu sejauh mana kita melihat, mendengar, dan memahami dunia ini. -KetiKANS-